Acerca de la fatwa

Fecha :

Fri, May 22 2015
Pregunta

Buletin Bohong yang Memfitnah Zainab -Radhiallahu 'anha-

Ada selebaran yang teksnya sebagai berikut: Bismillahirrahmanirrahim. Wassalatu wassalamu 'ala Asyrafil Anbiya al mursalin, Sayyidina Muhammadin 'Alaihishalatu wassalam Wa 'Ala Alihi Washahbihi wassalam. Allah berfirman: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.." (Yunus : 62) Saudara dan saudari sekalian. Suatu hari seorang pemudi mengalami panyakit yang parah sekali, sehingga para dokter tidak mampu menyembuhkannya. Pada suatu malam, penyakitnya semakin bertambah parah. Ia menangis hingga akhirnya tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bahwa Siti Zainab -Radhiallahu 'anha-- meneteskan beberapa tetes air ke dalam mulutnya. Iapun terbangun dari tidurnya dan langsung sembuh total dari penyakitnya. Dalam mimpinya, Siti Zainab meminta kepadanya untuk menulis kisah ini dan menyebarkannya untuk dijadikan pelajaran betapa besarnya kekuasaan Sang Pencipta, sehingga tampak jelas pada sekian banyak tanda kekuasaan dan makhluk ciptaan-Nya. Sungguh Maha Suci Allah dari kemusyrikan yang mereka lakukan. Maka si pemudi itupun menunaikan permintaan beliau. Terjadilah beberapa kejadian berikut: 1. Ada orang miskin yang menulis dan menyebarkan kisah ini. Satu hari berikutnya dengan kehendak Allah yang Maha Pemurah, ia menjadi kaya raya. 2. Ada seorang pegawai yang mendapatkan cerita ini, lalu dia remehkan begitu saja. Dalam waktu sehari saja, ia telah kehilangan pekerjaannya. 3. Ada orang kaya yang mendapatkan kisah ini, ia juga meremehkannya, maka dalam waktu sehari, iapun telah kehilangan harta benda yang dimilikinya. Wahai saudara dan saudari seiman. Setelah mendapatkan kisah ini, tulis ulang dan bagi-bagikan kepada khalayak ramai. Niscaya Anda akan mendapatkan apa yang Anda angan-angankan dengan ijin Allah yang Maha Pemurah dan Maha Kuasa. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, sanak saudara beliau dan para Sahabat beliau seluruhnya. Bagaimana keabsahan selebaran ini? Dan bagaimana hukum menyebarkannya?
Respuesta
Respuesta
Al-Hamdulillah. Usai meneliti selebaran bohong tersebut, kami memandang sebagai satu kewajiban untuk memperingatkan tentang hal yang diklaim oleh penulisnya tentang berbagai kebaikan dan keuntungan yang dapat diperoleh oleh orang yang menulis ulang dan membagi-bagikan selebaran tersebut; dan berbagai bahaya bagi orang yang mendustakannya dan enggan membagi-bagikannya. Sungguh tidak ada dasar kebenaran sama sekali. Bahkan semua itu adalah kebohongan dari kalangan dajjal dan para pendusta yang ingin memalingkan kaum muslimin dari rasa tawakkal kepada Rabb mereka Subhanahu wa Ta'ala semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dalam mengambil manfaat dan menolak bala, tentu dengan tetap berikhtiyar yang disyariatkan dan dibolehkan; memalingkan mereka dari tawakkal tersebut kepada kebiasaan mengambil manfaat dari cara-cara yang batil dan haram serta tidak disyariatkan, serta berbagai hal yang mengajak bersandar kepada selain Allah, dan beribadah kepada selain Allah. Tidak diragukan lagi, bahwa itu termasuk salah satu tipu daya musuh-musuh Islam yang memang ingin memalingkan kaum muslimin dari agama mereka yang benar dengan segala cara. Maka hendaknya kaum muslimin mewaspadai tipu daya tersebut dan tidak terpedaya karenanya. Sebagaimana juga setiap muslim tidak tertipu oleh bentuk selebaran yang tersebut di atas atau yang sejenisnya yang disebarluaskan pada waktu-waktu berbeda. Sebagian di antaranya sudah pernah diperingatkan. Seorang muslim juga tidak boleh menulis selebaran semacam itu lalu menyebarkanya dalam kondisi apapun. Perbuatan semacam itu justeru merupakan kemunkaran yang menjadi dosa bagi pelakunya, bahkan dikhawatirkan ia akan mendapatkan balasan dunia dan akhirat. Karena itu termasuk perbuatan bid'ah, dan perbuatan bid'ah itu adalah kejahatan besar dan dosanya juga berat sekali.
Selebaran semacam itu termasuk bid'ah yang munkar, termasuk salah satu sarana perbuatan syirik dan sikap kultus individu terhadap Ahlul Bait atau yang lainnya dari mereka yang sudah meninggal dunia. Padahal berdoa kepada mereka selain berdoa kepada Allah, meminta keselamatan dari mereka dan keyakinan bahwa mereka dapat memberi manfaat dan mudharrat bagi yang berdoa dan memohon keselamatan kepada mereka adalah kebohongan. Kebohongan semacam itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak beriman kepada tanda-tanda kekuasaan Allah.
Allah berfirman:

 

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.."(An-Nahl : 105)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan hal yang baru dalam melaksanakan ajaran kami, maka amalannya itu tertolak.."

Kewajiban seluruh kaum muslimin yang memperoleh selebaran semacam itu dan sejenisnya adalah merobek dan memusnahkannya serta memperingatkan orang banyak agar menghindarinya, juga agar mereka tidak memperdulikan segala yang tertulis dalam selebaran tersebut baik berupa janji atau ancaman. Karena semua selebaran itu adalah kebohongan yang tidak memiliki dasar kebenaran sama sekali. Tak ada kebaikan atau keburukan yang berkaitan dengannya. Akan tetapi pelakunya berdosa karena kebohongannya, demikian juga orang yang telah menulis dan menyebarkannya, mempropagandakannya dan menyebarkannya di kalangan kaum muslimin. Karena yang demikian itu termasuk bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan. Sementara perbuatan itu telah dilarang dalam ayat-ayat Allah yang jelas. Firman Allah:

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.." (Al-Maa-idah : 2)

Kita memohon kepada Allah agar memberikan keamanan dan keselamatan bagi kaum muslimin dari segala keburukan. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baiknya Pendamping menghadapi setiap orang yang menuliskan kebohongan dalam selebaran semacam itu serta membuat-buat ajaran yang tidak ada dalam syariat Allah. Kita memohon kepada Allah agar membalas perilaku orang tersebut dengan ganjaran setimpal. Karena orang itu berani berdusta atas nama Allah dan memasarkan kebohongannya tersebut, bahkan mengajak orang banyak untuk melakukan sarana kemusyrikan dan mengkultuskan orang yang sudah mati, serta sibuk melakukan hal yang berbahaya bukan bermanfaat. Demi menyampaikan nasihat karena Allah kepada para hamba-Nya, peringatan terhadap perbuatan itupun disampaikan. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada sanak saudara dan kepada para Sahabat beliau.

Kitab Majmu' Al-Fatawa wa Maqalat Al-Mutanawwi'ah oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz -Rahimahullah-- VIII : 346